DAFTAR INVENTARISASI KANTOR KECAMATAN

NO. NAMA OBJEK KOORDINAT KECAMATAN DESA UNSUR LOKAL KETERANGAN KET II/BAHASA KET III/ARTI NAMA KET IV/SEJARAH
LATITUDE LONGITUDE
1. Kantor Camat Bulu 111.40752 -6.860079 BULU BULU Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa -

Bulu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Bulu terkenal dengan makam Ibu Kartini tepatnya di desa Mantingan. Terdapat tempat wisata yang terkenal yaitu pemandian/kolam renang.

Geografi

Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di ujung selatan kabupaten Rembang, berjarak lebih kurang 18 km ke arah selatan dari ibu kota kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:

  • Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Sulang
  • Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Gunem
  • Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Blora
  • Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Sumber.

Kecamatan Bulu mempunyai luas wilayah sebesar 10.240 ha. Dengan luas ini, menjadikan kecamatan Bulu sebagai kecamatan dengan wilayah terluas kedua di kabupaten Rembang setelah kecamatan Sale.

Desa/kelurahan

Kecamatan Bulu terdiri atas 16 desa yang terbagi ke dalam 48 Rukun Warga (RW) dan 168 Rukun Tetangga (RT). Dengan jumlah desa ini menjadikan kecamatan Bulu bersama dengan kecamatan Gunem menjadi kecamatan di Kabupaten Rembang dengan jumlah desa tersedikit ketiga setelah kecamatan Sluke (14 desa) dan kecamatan Sale (15 desa).

Adapun desa-desa tersebut adalah:

  • Bulu
  • Cabean
  • Jukung
  • Kadiwono
  • Karangasem
  • Lambangan Kulon
  • lambangan Wetan
  • Mantingan
  • Mlatirejo
  • Ngulaan
  • Pasedan
  • Pinggan
  • Pondokrejo
  • Sendangmulyo
  • Sumbermulyo
  • Warugunung

Demografi

Jumlah penduduk kecamatan Bulu sejumlah 26.228 (tahun 2006). Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yang mengerjakan lahan pertanian tadah hujan.

Dibidang kesehatan, warga kecamatan Bulu dilayani oleh sebuah Puskesmas dan 5 Puskesmas Pembantu.

Dibidang pendidikan, di kecamatan Bulu terdapat:

  • 17 Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudlatul Athfal
  • 22 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
  • 3 Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah

Referensi

  • Kabupaten Rembang dalam Angka Tahun 2006

Pranala luar

  • Bappeda Kabupaten Rembang

Lihat pula

  • Kabupaten Rembang
2. Kantor Camat Gunem 111.463656 -6.804572 GUNEM GUNEM Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa -

Gunem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia.

Geografi

Kecamatan Gunem terletak di ujung selatan Kabupaten Rembang, di lereng pegunungan Kapur Utara dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

  • Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Pamotan
  • Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Sale
  • Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Blora
  • Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Sulang dan kecamatan Bulu.

Luas wilayah kecamatan Gunem adalah 80,2 km². 28 km² di antaranya merupakan hutan yang dikelola oleh Perhutani.

Desa/kelurahan

Kecamatan Gunem terdiri atas 16 desa yang terbagi ke dalam 32 Rukun Warga (RW) dan 164 Rukun Tetangga (RT). Dengan jumlah desa ini menjadikan kecamatan Bulu bersama dengan kecamatan Bulu menjadi kecamatan di Kabupaten Rembang dengan jumlah desa tersedikit ketiga setelah kecamatan Sluke (14 desa) dan kecamatan Sale (15 desa).

Adapun desa-desa tersebut adalah:

  • Banyuurip
  • Demaan
  • Dowaan
  • Gunem
  • Kajar
  • Kulutan
  • Panohan
  • Pasucen
  • Sambongpayak
  • Sendangmulyo
  • Sidomulyo
  • Suntri
  • Tegaldowo
  • Telgawah
  • Timbrangan
  • Trembes

Demografi

Jumlah penduduk kecamatan GUNEM sejumlah 23.290 jiwa (tahun 2006). Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani yang mengerjakan lahan pertanian tadah hujan.

Pariwisata

Kecamatan Gunem memiliki beberapa objek pariwisata yang belum dikelola dengan maksimal. Objek wisata tersebuta antara lain:

  • Bumi Perkemahan di desa Pasucen
  • Pemandian Growongan
  • Gua-gua karst di sepanjang lereng pegunungan Kapur Utara seperti Gua Nganten dan Gua Kajar.
  • Lembah Gunung Butak.

Pendidikan

Kecamatan Gunem memiliki lembaga pendidikan sebagai berikut:

  • 12 Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudlatul Athfal
  • 20 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
  • 3 Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah
  • 2 Sekolah Menengah Kejuruan

Referensi

  • Kabupaten Rembang dalam Angka Tahun 2006

Pranala luar

  • Bappeda Kabupaten Rembang

Lihat pula

  • Kabupaten Rembang
3. Kantor Camat Kaliori 111.24542305 -6.70360527 KALIORI TAMBAKAGUNG Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa

Kaliori adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia.

Geografi

Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di ujung barat kabupaten Rembang, berjarak lebih kurang 12 km ke arah barat dari ibukota kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:

  • Sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa
  • Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Rembang
  • Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Sumber
  • Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Batangan kabupaten Pati.
  • Sebelah barat dibatasi oleh sungai Randugunting yang memisahkan kabupaten Rembang dengan kabupaten Pati.

Kecamatan Kaliori mempunyai luas wilayah sebesar 6.150 ha. 771,44 ha diantaranya diperuntukkan penggunannya sebagai tambak.

Pemerintahan

Desa/kelurahan

Kecamatan Kaliori terdiri atas 23 desa yang terbagi ke dalam 70 Rukun Warga (RW) dan 255 Rukun Tetangga (RT). Dengan jumlah desa ini menjadikan kecamatan Kaliori bersama dengan kecamatan Sarang, kecamatan Pamotan dan kecamatan Pancur menjadi kecamatan di Kabupaten Rembang dengan jumlah desa terbanyak ketiga setelah kecamatan Rembang (27 desa dan 7 kelurahan) dan kecamatan Kragan (27 desa).

Adapun desa-desa tersebut adalah:

  • Babadan [1]
  • Banggi
  • Banyudowo
  • Bogoharjo
  • Dresi Kulon
  • Dresi[2]
  • Gunungsari [3]
  • Kaliori Agung[4]
  • Kaliori Barat [5]
  • Kaliori Baru [6]
  • Kaliori Jaya [4]
  • Kaliori Timur[7] [5]
  • Karangsekar[8]
  • Kuangsan
  • Maguan
  • Meteseh
  • Mojoharjo [9]
  • Mojorembun
  • Mojowarno [10]
  • Pantiharjo
  • Pengkol
  • Purworejo
  • Sambiyan
  • Sendangagung
  • Sidoharjo [11]
  • Sidomulyo
  • Sidorahayu [6]
  • Sidorejo [12]
  • Sidosari [13]
  • Tambakagung [14]
  • Tambakomben Barat [15] [16]
  • Tambakomben Baru [12]
  • Tambakomben Timur [17] [16]
  • Tasikharjo [11]
  • Tunggulsari [11]
  • Wiroto

Enam desa diantaranya berbatasan langsung dengan laut Jawa. Enam desa tersebut adalah; Banyudowo, Bogoharjo, Pantiharjo, Purworejo, Tasikharjo dan Tunggulsari.

Pemekaran kecamatan

Saat ini, sejak tahun 1980 telah menghasilkan 2 kecamatan baru, yakni:

  • kecamatan Kepulauan Batu
  • kecamatan Kaliori Utara.

Fasilitas

  • GI 150 kV Indofood (GIS)
  • Terminal bus Kaliori

Demografi

Junmlah penduduk kecamatan Kaliori sejumlah 38.678 jiwa (tahun 2006) yang terbagi dalam 10.373 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani, nelayan dan petani tambak. Komoditas yang banyak di kembangkan di wilayah kecamatan Kaliori meliputi: padi, palawija, melon, semangka, lombok dan bawang merah (pertanian) dan garam, bandeng dan udang windu (pertambakan).

Di bidang pendidikan, di kecamatan Kaliori terdapat:

  • 25 Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudlatul Athfal
  • 27 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
  • 4 Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah
  • 3 Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah

Di bidang keagamaan, di kecamatan Kaliori terdapat 41 masjid, 160 musala dan 1 gereja Kristen

Referensi

  1. ^ Perubahan nama dari desa Kajungan tahun 1968
  2. ^ Pemekaran dari desa Dresi tahun 1971
  3. ^ Pemekaran dari desa Gadut tahun 1974
  4. ^ a b Pemekaran dari desa Kaliori Timur pada tahun 2006.
  5. ^ a b Semula dinamakan desa Kaliori. Semenjak tahun 1990 desa ini dimekarkan menjadi desa Kaliori Barat dan desa Kaliori Timur.
  6. ^ a b Pemekaran dari desa Kaliori tahun 1986.
  7. ^ Pemekaran dari desa Kaliori pada tahun 1990.
  8. ^ Pemekaran dari desa Rawapanjang tahun 1974.
  9. ^ Pemekaran dari desa Kaliori Baru tahun 2006.
  10. ^ Pemekaran dari desa Mojorembun pada tahun 1968
  11. ^ a b c Pemekaran dari desa Sendang tahun 1970-an.
  12. ^ a b Pemekaran dari desa Tambakomben tahun 1986.
  13. ^ Pemekaran dari desa Sidoharjo tahun 1996.
  14. ^ Perubahan nama dari desa Tambakjati tahun 1968.
  15. ^ Pemekaran dari desa Tambakomben tahun 1990.
  16. ^ a b Dahulu dinamakan Tambakomben, kemudian semenjak tahun 1990 dimekarkan menjadi desa Tambakomben Barat, desa Tambakomben Timur, dan desa Tambakomben Selatan.
  17. ^ Perubahan nama dari desa Tambakomben pada tahun 1990.
  • Kabupaten Rembang dalam Angka Tahun 2006

Pranala luar

  • Bappeda Kabupaten Rembang
4. Kantor Camat Kragan 111.612202 -6.689067 KRAGAN TEGALMULYO Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa

Kragan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Merupakan Kecamatan dengan jumlah desa terbesar setelah Kecamatan Rembang. Kecamatan Kragan beribukota di Desa Tegal Mulyo.[1]

Sejarah

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kecamatan Kragan merupakan Kawedanan yang berpusat di Desa Kragan. Kawedanan Kragan meliputi Kecamatan Kragan, Kecamatan Sedan, dan Kecamatan Sarang. Kantor Dinas Wedana Kragan terletak tepat di pinggir jalan pantura Kragan samping pegadaian yang kini berubah menjadi Pasar Kragan. Adapun letak Pasar Kragan sebelumnya berada di selatan Masjid Besar Al-ishlah Kragan. Beberapa catatan tentang Kawedanan Kragan antara lain terdapat dalam buku berjudul "Perjalanan Panjang Anak Bumi" hal. 206, disitu disebutkan Wedana Kragan bernama Raden Mas Soemitro, anak dari Bupati Jepara Koesoemo Oetoyo,[2] tahun 1900-an .

Ketika perang dunia kedua meletus, Tentara Jepang menginvasi Pulau Jawa dengan mendarat di Kragan, Indramayu, dan Banten.[3][4] Berdasarkan catatan pihak Belanda, Angkatan Laut Jepang ke-16, divisi infanteri ke-48 mendarat di Kragan tanggal 1 Maret 1942,[5] dengan total pasukan 24.000 personil.[6] Mayoritas diarahkan untuk mengusasi Jawa timur.[7] Sisanya 4000 tentara diarahkan untuk merebut Kota Cilacap, Kota pelabuhan terbesar di selatan Jawa.[8] Berdasarkan penuturan lisan, 1 Maret 1942 dini hari terdengar dentuman-dentuman meriam di Laut Jawa, sorot lampu sokle berseliweran di langit malam. Pagi harinya tentara Jepang menduduki kantor dinas Wedana Kragan, pasukan berkudanya ditempatkan di Pasar Sapi Kragan. Beberapa peninggalan Jepang di Kragan antara lain pemakaman tentara di Dukuh Kamboja Desa Kragan, dan Dukuh Buyuk Desa Tegal Mulyo yang kini berubah menjadi perumahan.

Geografi

Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di pesisir pantai laut Jawa di kabupaten Rembang, berjarak lebih kurang 39 km ke arah timur dari ibu kota kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:

  • Sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa
  • Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Sarang
  • Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Sedan
  • Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Sluke.

Kecamatan Kragan mempunyai luas wilayah yang memanjang dari utara laut Jawa hingga ke selatan gunung Lasem. Wilayahnya seluas 6.166 ha.

Desa/kelurahan

Kecamatan Kragan terdiri atas 27 desa yang terbagi ke dalam 86 Rukun Warga (RW) dan 278 Rukun Tetangga (RT). Dengan jumlah desa ini menjadikan kecamatan Kragan menjadi kecamatan di Kabupaten Rembang dengan jumlah desa terbanyak kedua setelah kecamatan Rembang (27 desa dan 7 kelurahan).

Adapun desa-desa tersebut adalah:

  • Balongmulyo
  • Karanganyar
  • Karangharjo
  • Karanglincak
  • Kebloran
  • Kendalagung
  • Kragan
  • Mojokerto
  • Narukan
  • Ngasinan
  • Pandangankulon
  • Pandanganwetan
  • Plawangan
  • Sendang
  • Sendangmulyo
  • Sendangwaru
  • Sudan
  • Sumbergayam
  • Sumbersari
  • Sumurpule
  • Sumurtawang
  • Tanjungan
  • Tanjungsari
  • Tegalmulyo
  • Terjan
  • Watupecah
  • Woro

Dua desa diantaranya berada di lereng gunung Lasem yaitu desa Watupecah dan Tanjungsari sedangkan 13 desa diantaranya merupakan desa pesisir yang berbatasan langsung dengan laut Jawa. Tiga belas desa tersebut adalah; Sumbersari, Sumur tawang, Pandangankulon, Pandanganwetan, Plawangan, Balongmulyo, Tegalmulyo, Kragan, Karangharjo, Karanglincak, Karanganyar, Kabloran dan Tanjungan.

Demografi

Jumlah penduduk kecamatan Kragan sejumlah 58.382 jiwa (tahun 2006). 29.168 jiwa diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 29.214 perempuan. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani dan nelayan.

Dibidang pendidikan, di kecamatan Kragan terdapat:

  • 24 Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudlatul Athfal
  • 45 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
  • 5 Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah
  • 2 Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah
  • 6 Pondok Pesantren

Dibidang keagamaan, di kecamatan Kragan terdapat 39 masjid, 306 musala dan 1 gereja Kristen, 1 Gereja Katholik dan 1 wihara.

Referensi

  1. ^ "Kabupaten Rembang dalam Angka 2020"
  2. ^ "Perjalanan Panjang Anak Bumi, hal. 206"
  3. ^ "Harian Republika, 9 Maret 1942, Akhir Penjajahan Belanda di Bumi Nusantara" Diakses tanggal 7 Februari 2021
  4. ^ "Tirto, 5 Maret 1942 Jepang Menang Mudah: Menaklukkan Batavia dengan Pasukan Bersepeda" Diakses tanggal 7 Februari 2021
  5. ^ "East Indies Camp archives" Diakses tanggal 7 Februari 2021
  6. ^ "East Indies Camp archives" Diakses tanggal 7 Februari 2021
  7. ^ "East Indies Camp archives" Diakses tanggal 7 Februari 2021
  8. ^ "East Indies Camp archives" Diakses tanggal 7 Februari 2021

Lihat pula

  • Kabupaten Rembang
  • Gunung Lasem

Pranala luar

  • Bappeda Kabupaten Rembang
5. Kantor Camat Lasem 111.4518553 -6.69232698 LASEM NGEMPLAK Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa
Kuil Tionghoa di Lasem.

Lasem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Rembang setelah kota Rembang.

Lasem dikenal juga sebagai "Tiongkok kecil" (atau "Little Chinatown") karena merupakan kota awal pendaratan orang Tiongkok di tanah Jawa dan terdapat perkampungan Tionghoa yang sangat banyak tersebar di kota Lasem. Di Lasem juga terdapat patung Buddha Berbaring yang berlapis emas. Selain itu Lasem juga dikenal sebagai kota santri, kota pelajar dan salah satu daerah penghasil buah jambu dan mangga selain hasil dari laut seperti garam dan terasi. Batik Lasem sangat terkenal karena cirinya sebagai batik pesisir yang indah dengan pewarnaan yang berani.

Geografi

Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di pesisir pantai laut Jawa di kabupaten Rembang, berjarak lebih kurang 12 km ke arah timur dari ibu kota kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:

  • Sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa
  • Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Sluke
  • Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Pancur
  • Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Rembang.

Kecamatan Lasem mempunyai luas wilayah mulai dari pesisir laut Jawa hingga ke selatan. Di sebelah timur terdapat gunung Lasem. Wilayahnya seluas 4.504 ha. 505 ha diperuntukkan sebagai pemukiman, 281 ha sebagai lahan tambak, 624 ha sebagai hutan milik negara. Letaknya yang dilewati oleh jalur pantura, menjadikan kota ini sebagai tempat yang strategis dalam bidang perdagangan dan jasa.

Pemerintahan

Kantor Kecamatan Lasem

Sekarang ini, Lasem hanya berbentuk Kecamatan. Kantor Kecamatan terletak di Jalan Sunan Bonang Km.01 atau Jalan Lasem-Tuban. Kecamatan Lasem terdiri atas 20 desa yang terbagi ke dalam 84 Rukun Warga (RW) dan 219 Rukun Tetangga (RT), dengan ibu kota kecamatan (gedung kecamatan) terletak di desa Soditan.

Adapun desa-desa tersebut adalah:

  • Babagan
  • Binangun
  • Bonang
  • Dasun
  • Dorokandang
  • Gedongmulyo
  • Gowak
  • Jolotundo
  • Kajar
  • Karangturi
  • Karasgede
  • Ngargomulyo
  • Ngemplak
  • Selopuro
  • Sendangasri
  • Sendangcoyo
  • Soditan
  • Sriombo
  • Sumbergirang
  • Tasiksono

Empat desa di antaranya berada di lereng gunung Lasem yaitu desa Gowak, Kajar, Sengangcoyo dan Ngargomulyo sedangkan 5 desa di antaranya merupakan desa pesisir yang berbatasan langsung dengan laut Jawa. Lima desa tersebut adalah: Bonang, Dasun, Binangun, Gedongmulyo dan Tasiksono. Dan 8 desa masuk dalam kawasan kota Lasem, yaitu: Dorokandang, Karangturi, Soditan, Gedongmulyo, Ngemplak, Babagan, Jolotundo dan Sumbergirang.

Demografi

Jumlah penduduk kecamatan Lasem sejumlah 47.868 jiwa (tahun 2005). 23.846 jiwa di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 24.022 perempuan. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani, pedagang dan nelayan.

Di bidang pendidikan, di kecamatan Lasem terdapat:

  • 33 Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudlatul Athfal
  • 35 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
  • 10 Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah
  • 5 Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah
  • 4 Sekolah Menengah Kejuruan
  • 18 Pondok Pesantren

Di bidang keagamaan, di kecamatan Lasem terdapat 31 masjid, 130 musala dan 11 gereja Protestan, 12 gereja Katolik, 3 klenteng dan 3 wihara (1 wihara tak berpemeluk).

Etnis yang tersebar di Lasem adalah suku Jawa, suku Tionghoa, keturunan Campa dan perpaduan etnis-etnis tersebut yang melahirkan etnis Lasem. Selain itu juga ada etnis lain sebagai pendatang di kota Lasem seperti orang Sunda, Batak, dll.

Julukan Kota

Sebagai sebuah kota yang unik dan menjadi perhatian bagi para peneliti baik dalam negeri maupun luar negeri, Lasem mempunyai predikat atau julukan yang tidak sedikit.

Lasem Kota Santri

Masjid Jami' Lasem

Sejak dahulu kota kecamatan ini terkenal sebagai Kota Santri. Peninggalan pesantren-pesantren tua di kota ini dapat kita rekam jejaknya hingga sekarang. Banyak ulama-ulama karismatik yg wafat di kota yg terkenal dgn suhu udara yg panas ini. Sebut saja Sayid Abdurrahman Basyaiban (Mbah Sambu) yang kini namanya dijadikan jalan raya yg menghubungkan Lasem-Bojonegoro, KH. Baidhowi, KH. Khalil, KH. Maksum, KH. Masduki dll. Sebagian makam tokoh masyarakat Lasem ini dapat Anda jumpai di utara Masjid Jami' Lasem. Maka tidak berlebihan jika Lasem berjuluk sebagai kota santri, mengingat banyaknya ulama, Pondok Pesantren dan jumlah santri yang belajar agama islam di kota ini. Pondok Pesantren tersebut antara lain:

  • Al Wahdah (Sumbergirang)
  • Al Hidayah (Soditan)
  • Al Hidayah Putri (Soditan)
  • At Taslim (Soditan)
  • Al Islah (Soditan)
  • Al Mashudi (Soditan)
  • Al Hamidiyyah (Soditan)
  • Al Fakriyyah (Sumbergirang)
  • Ash Sholatiyah (Sumbergirang)
  • Nailun Najah (Sumbergirang)
  • An Nur (Soditan)
  • Kauman (Karangturi)
  • Al Hadi (Sumbergirang)
  • Al Muyassar (Sumbergirang)
  • Al Fatah (Ngemplak)
  • Al Banat (Ngemplak)
  • Al Aziz (Ngemplak)
  • Raudlatut Thulab (Ngemplak)
  • Ar Roihan (Jolotundo)
  • Pondok Caruban (Gedongmulyo)

Lasem Kota Ilmu

Banyaknya Pondok Pesantren berimbas pada bidang pendidikan umum. Tercatat banyak Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di kota ini. Sekolah-sekolah itu antara lain:

  • SMA Negeri Lasem website Diarsipkan 2009-04-17 di Wayback Machine., di Desa Ngemplak
  • MA Negeri Lasem, di Desa Ngemplak
  • SMA Muhammadiyah, di Desa Soditan
  • MA Nahdlatul Ulama, di Desa Soditan
  • SMK Nahdlatul Ulama, di Desa Soditan
  • SMK Muhammadiyah, di Desa Soditan
  • SMK Avicena, di Desa Ngemplak
  • SMK Cendekia, di Desa Sriombo
  • MAAl Hidayah, di Desa Soditan
  • SMP Negeri 1 Lasem website Diarsipkan 2012-08-04 di Wayback Machine., di Desa Gedongmulyo
  • SMP Negeri 2 Lasem, di Desa Sendangasri
  • SMP Negeri 3 Lasem, di Desa Babagan
  • MTs Negeri Lasem, di Desa Soditan
  • MTs Sunan Bonang, di Desa Bonang
  • MTs An-Nuriyah, di Desa Soditan
  • SMP Muhammadiyah, di Desa Soditan
  • SMP Nahdlatul Ulama, di Desa Soditan
  • SMP Katholik Hamong Putra, di Desa Gedongmulyo
  • SMP Kristen Dorkas, di Desa Babagan.

Sekolah-sekolah di Lasem tak kalah saing dengan sekolah-sekolah yang mendapat perhatian lebih dari pemkab seperti sekolah-sekolah di Rembang. Prestasi sekolah-sekolah di Lasem pun kerap kali mengharumkan nama 'Lasem' bahkan sampai ke jenjang Nasional bahkan Internasional. Selain itu, satu-satunya SMA Negeri di Lasem (SMA N 1 Lasem) mendapatkan predikat sebagai SMA Budaya dan SMA Pionir Nasionalisme, sekaligus sebagai SMA Budaya dengan sering ditampilkannya grup Wayang Wong SMA N 1 Lasem pimpinan Bpk.H.Karnoto di beberapa event baik di dalam maupun luar kota.

Selain sekolah dasar dan menengah, di Lasem juga terdapat cabang Universitas Terbuka (UT) yang membuka kelas di Gedung Pondok Pesantren Kauman Lasem. Pada masa Kerajaan, di Lasem terdapat beberapa tempat pertapaan yang menghasilkan para biksu maupun pendeta Hindu, di antaranya adalah

  • Pertapaan Pamulang di Situs Gunung Tapaan yang konon sebagai pusat pengajaran Ilmu Buddha maupun Hwuning/Kanung pada masa lampau
  • Pertapaan Gebang di selatan Situs Gunung Tapaan yang konon sebagai pusat pengajaran Ilmu Hindu Siwa
  • Goa Kajar, disinyalir sebagai laboratorium ilmu pada masa Kerajaan Lasem era Bhre Lasem Dewi Indu
  • dll

Lasem Kota Tiongkok Kecil

Deretan bangunan bergaya Tiongkok di Pecinan desa Karangturi, Lasem

Salah satu tempat berkembangnya para imigran dari Tiongkok terbesar di Pulau Jawa abad ke-14 sampai 15 adalah Lasem (啦森 Hokkien: Lao Sam, Mandarin: La Sen) selain di Sampotoalang (Semarang) dan Ujung Galuh (Surabaya). Datangnya armada besar Laksamana Cheng Ho ke Jawa sebagai duta politik Kaisar Tiongkok masa Dinasti Ming yang ingin membina hubungan bilateral dengan Majapahit terutama dalam bidang kebudayaan dan perdagangan negeri tersebut, mereka memperoleh legitimasi untuk melakukan aktivitas perniagaannya dan kemudian banyak yang tinggal dan menetap di daerah pesisir utara Pulau Jawa. Bahkan menurut N.J. Krom, perkampungan Tionghoa di masa Kerajaan Majapahit telah ada sejak 1294-1527 M. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya bangunan-bangunan tua seperti permukiman Pecinan dengan bangunan khas Tiongkoknya dan kelenteng tua yang berada tak jauh dari jalur lalu lintas perdagangan di sepanjang aliran Sungai Babagan Lasem (kala itu disebut Sungai Paturen) yang pada waktu itu sebagai akses utama penghubung antara laut dan darat, juga penguasaan tempat-tempat perekonomian yang strategis oleh mereka di kemudian waktu, seperti yang dapat dilihat pada pusat-pusat pertokoan di sepanjang jalan raya kota sekarang ini.

Lasem Kota Batik

Dalam beberapa literatur tentang batik juga yang terdapat di museum batik nasional, batik Lasem disebutkan sebagai salah satu varian klasik atau biasa disebut pakem dangan pola dan corak yang punya kekhasan tersendiri, yaitu paduan warna yang berani dan mencolok dengan motif-motif yang beraneka macam dan khas tetapi tetap indah serta elegan. Batik tersebut populer dengan sebutan batik tulis kendoro kendiri atau batik Pesisiran Laseman, di mana batik ini berbeda dengan batik Jogja atau Solo yang sangat baku pada pakem keraton yang motifnya eksklusif dan khusus bagi golongan ningrat saja. Batik Laseman sangat liat bercirikan egalitarian, yang mana batik ini lebih terbuka atau umum penggunaannya bagi segala kalangan atau lapisan masyarakat berikut macam etnisnya. Konon perkembangan Batik Laseman ini dipengaruhi oleh unsur-unsur seni dan budaya negeri seberang, yaitu Tiongkok dan Campa. Banyaknya orang-orang Tiongkok dan Campa yang menetap di Lasem dan membaur dengan penduduk lokal lambat laun melahirkan akulturasi kebudayaan yang positif dan kaya, salah satunya adalah seni batik itu sendiri. Batik Laseman sendiri pernah mengalami kejayaan dalam produksi dan pemasarannya. Kini Batik Laseman bisa kita temukan di sudut-sudut kota Lasem bahkan di daerah sekitar Lasem.

Lasem Kota Pusaka

Akhir-akhir ini digembor-gemborkan tentang impian Lasem sebagai Kota Pusaka (Heritage City) karena banyak ditemukannya situs pusaka (heritage site) dan budaya khas yang sejak dulu melekat pada kota Lasem. Pusaka (Heritage/Warisan/Sesuatu yang berharga dan harus dijaga) itu sendiri dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu Pusaka Alam (Natural Heritage), Pusaka Budaya (Cultural Heritage) dan Pusaka Saujana (Cultural-Landscape Heritage) yang ketiga-tiganya ini Lasem memiliki potensi di tiga bidang pusaka ini. Dengan semakin banyaknya situs prasejarah maupun sejarah di kota Lasem dan semakin mirisnya kondisi kota ini, diharapkan dengan gerakan Pusaka Lasem ini dapat menjadikan Lasem bangkit kembali dan berpredikat sebagai Kota Pusaka 'Dunia'. Potensi Pusaka Alam: Hamparan Pantai di Lasem, Pegunungan Lasem, Hutan di Lasem, dll. Potensi Pusaka Budaya: Seni Laesan, Seni Kuda Lumping, Seni Barongsai dan Liong, Seni Wayang, Seni Wayang Wong, Seni Tari, Kehidupan Masyarakat Lasem, Batik Lasem, Tambak Garam, Industri Terasi dan Ikan Asin, Peninggalan hasil kebudayaan, dll. Potensi Pusaka Saujana: Hamparan Tambak Garam dengan latar Pegunungan Lasem saat kita ke Lasem arah dari Rembang, Hamparan Kapal di Pelabungan Binangun dengan latar Laut/Pantai Lasem saat kita ke Lasem arah dari Tuban, hamparan Perkampungan di Pedesaan dengan latar kota Lasem dan Perbukitan Barat Pegunungan Lasem saat kita di perkampungan Pegunungan Lasem, dll.

Budaya

Secara historis, budaya di Lasem merupakan perpaduan budaya dari masyarakat pribumi (Jawa), Tiongkok & Campa (dibawa oleh pasukan Laksamana Cheng Ho), Arab, dan Belanda. Wujud nyata dari perpaduan budaya ini dapat kita temui sampai detik ini pada batik Lasem motif Tiga Negeri maupun Empat Negeri.

Masyarakat Lasem banyak yang bekerja di sektor transportasi (truk besar, bus) sehingga menciptakan satu komunitas transportasi yang banyak menghabiskan waktu bekerja di jalan. Ini memunculkan budaya minum kopi di warung, sehingga muncul budaya kopi lelet.

Dialek

Dialek masyarakat Lasem yang dikenal adalah sebagai berikut: - em / - nem = mu (bahasa Indonesia).

 Contoh: Bukuem/Bukunem = Bukumu; Tanganem = Tanganmu; Nggonem/Nggonanem = Punyam; dll  (hurup "e" di kata em dibaca seperti kata "e" di kata perahu atau selasa) 

- leh = toh (bahasa Indonesia).

 Contoh: Piye leh iki? = Gimana toh ini?; Ndi leh bukune? = Mana toh bukunya?; dll  (hurup "e" di kata leh dibaca seperti kata "e" di kata etnis atau polsek) 

- ape (jw: arep) = akan (bahasa Indonesia).

 Contoh: Sampeyan ape ning ndi leh? = Kamu mau/akan ke mana toh?  (hurup "e" di kata ape dibaca seperti kata "e" di kata tempe atau cafe) 

- ae (jw: wae) = saja (bahasa Indonesia).

 Contoh: Sakcingkir ae = satu cangkir saja; Bar ning ndi ae leh? = Habis ke mana saja toh?  (hurup "e" di kata ae dibaca seperti kata "e" di kata tempe atau cafe), 

- ugung/gung (jw: durung) = belum (bahasa Indonesia).

 Contoh: Aku ugung mangan/Aku gung mangan = Aku belum makan. 

Kosakata-kosakata: - mendarat = kerja bakti membantu meringankan beban tetangga/orang lain yang punya hajat. - gene = kenapa? - sitok = satu - kartengah = satu setengah (1,5). - jeru' = dalam (ke bawah). - pathak = kulit kepala. - klonengan = bermain gamelan. - loruk = sakit (bukan sakit parah, contohnya: dicubit/tersandung). - kiwan = kamar mandi tradisional (biasanya menggunakan genuk sebagai tempat air). - jedhing = kamar mandi. - ogak = tidak. - matun = menyiangi gulma pada tanaman di sawah/ladang. - ndaut = mengambil benih padi dan memindahkannya ke petak sawah. - peceren = got/saluran air yang airnya kotor. - medhuk = ketela yang isinya sangat lembut (setelah dikukus/direbus/dibakar). - masir = tekstur dalam buah yang agak berbutir dan terkesan ada celah udara. contoh: salake masir/semongkone masir. - trasek = terasi. - taek = tahi. - tuwek = tua. - matek = mati. - bongko = mati (kasar). - isuk = sangat pagi. - surup = petang. - panas ngether = sangat panas (cuaca). - anyep = dingin. - mblojet = lepas baju (bisa jadi disebabkan cuaca panas atau keringat terlalu banyak). - nggliyeng/nggliyur = pusing. - mbarik = tampan. - mandah = semakin. - udan wewe = hujan di siang hari dengan cuaca cerah tidak mendung, biasanya pada sore hari maupun pagi hari. dan masih banyak lagi.

Dialek ini menyebar ke daerah-daerah sekitar Lasem yang kalau ditinjau dari segi historis dulu terletak di bekas wilayah Kerajaan Lasem maupun kadipaten Lasem. Dialek semacam itu bisa dijumpai di sekitar Pengunungan Kendeng Utara dari Grobogan, Pati (alaminya yang sebelah selatan), Blora, Rembang, Tuban dan Bojonegoro. Selain di atas, banyak pula kosakata-kosakata dalam dialek Lasem yang merupakan serapan dari bahasa kaum Tionghoa Lasem, seperti Yan O (walet), Yong Swa (dupa), Dao Ke (bos) dll. Bahkan kata "Lasem" sendiri menurut beberapa ahli berasal dari kata "Lao Sam" namun masih diragukan.

Seni Pertunjukan

Seni Pertunjukan yang ada dan berkembang pesat di Lasem antara lain:

  • Laesan Lasem
  • Thong-thong Klek
  • Wayang Bengkong
  • Wayang Krucil
  • Wayang Potehi (Bu dai xi)
  • Seni Pagelaran Barongsai & Leang Leong (Liong)
  • Jaran Kepang & Barongan
  • Wayang Wong/Wayang Orang
  • Arak-arakan Ancak
  • Tayub
  • Ketoprak, dll

Event (Acara)

  • Haul Mbah Sambu (Sayid Abdurrahman Basyaiban/Pangeran Sam Bua Syayid Ngabdurrahman)
  • Penjamasan Bende Becak (Acara Selonan/di Bulan Selo (Bulan ke-11 pada kalender Jawa Hijriyah) di Desa Bonang
  • Kirab Budaya Mak Co Tian Siang Sheng Bo
  • Festival Lasem
  • Lasem Batik Carnival
  • Sedekah Bumi / Bersih Desa
  • Sedekah Laut / Lomban, dll

Seni Rupa

Orang sedang membatik batang rokok (nglelet)
  • Batik Lasem yang khas dan berbeda dengan batik dari daerah lain
  • Lelet, yaitu membatik dengan media batang rokok dan tintanya menggunakan lethekan kopi lelet (ampas kopi lelet/kopi Lasem yang dicampur susu krimer)
  • Kerajinan Kuningan

Seni Arsitektur

Candi di belakang Wihara Ratanavana Arama Lasem
Klenteng Cu An Kiong di Jalan Dasun, Lasem

Arsitektur bangunan-bangunan yang khas di Kota Lasem, antara lain:

  • Bangunan Klenteng Cu An Kiong, di timur Sungai Lasem
  • Bangunan Klenteng Po An Bio, di utara Sungai Kemendung
  • Bangunan Klenteng Gie Yong Bio, di barat Sungai Lasem
  • Bangunan Masjid Jami' Lasem, di pusat kota Lasem
  • Bangunan Masjid Bonang dan Kompleks Pasujudan Sunan Bonang, di desa Bonang
  • Bangunan kompleks Wihara Ratanavana Arama, di bukit Telueng desa Sendangcoyo
  • Bangunan Rumah Candu (Lawang Ombo), di selatan Cu An Kiong
  • Bangunan Wihara Karunia Dharma, di timur Cu An Kiong, merupakan Wihara tak berumat
  • Bangunan-bangunan kuno di Pecinan Karangturi, Soditan, Babagan, Gedongmulyo, dan Sumbergirang
  • Bangunan bekas Stasiun Lasem, di desa Dorokandang
  • Bekas tembok Taman Sitaresmi di Caruban Gedongmulyo

Potensi wisata

Sebenarnya banyak sekali potensi wisata di Lasem, namun sangat sedikit yang memajukan potensi wisata tersebut. Perlu adanya donatur dan investor yang tidak sedikit demi meningkatkan potensi wisata di kota Lasem.


Potensi wisata ruhani

  • masjid jami

Masjid Jami Lasem memiliki nilai historis sebagai pusat pengembangan ilmu oleh Syekh Abdurrahman (mbah Sambu). Hingga hari ini, peziarah terbanyak kota Lasem adalah pengunjung kompleks masjid dan makam Mbah Sambu yang selanjutnya akan sowan ke ndalem ulama Lasem sesuai sejarah keilmuan mereka ka


Potensi wisata alam

  • Pantai Gedong/Pantai Caruban, di Caruban Gedongmulyo
  • Pantai Dasun, di Dasun
  • Pantai Binangun, di Binangun (Kawasan Wisata BBS/Bonang-Binangun-Sluke)
  • Watu Layar, di Binangun
  • Goa Kajar, di Kajar
  • Sumber Mata Air Kajar, di Kajar
  • Curug Kalimancur, di Gowak
  • Wisata Sendangcoyo Asri, di Sendangcoyo
  • Perbukitan Gowak-Kajar-Ngargomulyo-Sendangcoyo
  • Pendakian Gunung Lasem, dll

Potensi wisata batik

Lasem terkenal sebagai Kota Batik terutama Batik Tulis Laseman. Hampir di setiap desa dijumpai pengrajin batik. Namun pusat-pusat industri batik terletak di

  • Babagan
  • Gedongmulyo
  • Karangturi
  • Karasgede
  • Soditan
  • Ngemplak
  • Sendangasri, dll.

Selain itu juga terdapat di beberapa desa di sekitar Lasem yang terkenal sebagai desa wisata Batik Laseman seperti di

  • Pohlandak
  • Dukuh Ngropoh Pancur
  • Karaskepoh
  • Doropayung

Potensi wisata belanja

  • Pasar Lasem
  • Pasar Kawak, Sumbergirang
  • Pasar Nduwur, Jolotundo
  • Kompleks Pertokoan Alun-alun Lasem
  • Pantes Swalayan

Potensi wisata religi

  • Pasujudan Sunan Bonang dan Makam Putri Campa
  • Kompleks Masjid Jami' Lasem
  • Masjid desa Bonang
  • Wihara Ratanavana Arama, di bukit Telueng desa Sendangcoyo
  • Bangunan Klenteng Cu An Kiong, di timur Sungai Lasem
  • Bangunan Klenteng Po An Bio, di utara Sungai Kemendung
  • Bangunan Klenteng Gie Yong Bio, di barat Sungai Lasem
  • Pondok-pondok Pesantren di Lasem

Potensi wisata sejarah

Banyak sekali situs-situs sejarah di area bekas Kerajaan Lasem, Kadipaten Lasem, maupun pada masa kedatangan Tiongkok-Campa, VOC di Lasem bahkan situs arkeologi. Hampir semua situs sejarah tersebar di kawasan kota Lasem dan sekitarnya.

Peninggalan Bersejarah

Prasejarah

  • Situs Kapal Kuno di Punjulharjo, terletak di bagian barat Sungai Kahiringan. Dulu daerah ini masih masuk kawasan Lasem, namun sekarang terletak di Kec.Rembang. Kapal yang ditemukan merupakan Bangaki Kapal Utuh beserta perabotan dan arca kepala, berdasarkan perhitungan secara radiokarbon diketahui bahwa kapal dari abad ke-7 M.
  • Situs Tulang-belulang Manusia Purba Austronesia di daerah Bonang-Leran
  • Situs Purbakala Plawangan dan Terjan
  • Situs Megalitik Adon Ayam, Desa Bonang

Pada Masa Kerajaan Lasem

Peninggalan Benda Bergerak:

  • Lingga
  • Arca Nandi (di Situs Gebang, Warugunung)
  • Arca Ganesa (di Situs Sawah Candi dukuh Sulo, Sriombo
  • Arca Anjing (di Situs Sawah Kepatihan, Ngemplak
  • Perhiasan abad 14-15 berupa emas dan binggal (di Situs Hutan Sangkrah, Kec. Bulu)
  • Keramik Tiongkok abad 14 (di Ngankatan, Pancur)
  • Gerabah dan Barang pecah-belah abad ke-14 (di Caruban, Gedongmulyo)
  • Mata Uang Tiongkok abad 14 (di Sukorejo dan Tegaldowo

Benda-benda tersebut kebanyakan sekarang berada dan diteliti di Dinas Kepurbakalaan Nasional Jakarta.

Peninggalan Benda tak Bergerak:

  • Goa pertapaan (di desa Kajar)
  • Prasasti Batu Tapak (di desa Kajar)
  • Sumur-sumur tua
  • Fondasi-fondasi bangunan (terbuat dari bata merah berukuran 20cm-40cm)
  • Bekas Pelabuhan Kahiringan di daerah Caruban, Gedongmulyo dan Pelabuhan Teluk Regol di Bonang
  • Jangkar kapal tua abad 14 di Rumah Candu/Lawang Ombo, diduga milik Kapitan Liem

Peninggalan Seni dan Budaya:

  • Gending karawitan Pathet Lasem dan Sampak Lasem
  • Relief-relief dan arca yang ada di reruntuhan candi
  • motif batik klasik batik Laseman
  • Seni Beladiri Pathol (sekarang berkembang pesat di daerah Kragan dan Sarang)

Pada Masa Kadipaten Lasem

Peninggalan Tak Bergerak:

  • Lokasi Bekas Istana Kadipaten Lasem di Binangun
  • Bangunan Masjid Kuno (Masjid Bonang; Masjid Tiban, Gedongmulyo; masjid Kalipang, Sarang)
  • Bangunan Klenteng tua (Klenteng Cu An Kiong di Jalan Dasun)
  • Bekas Pemukiman (di Bonang, Ngenden, dan Caruban)
  • Kompleks makam kuno (di Bonang, Caruban, Lohgading, dan Nggodo
  • Situs Sunan Bonang
  • Masjid Jami' Lasem
  • Klenteng Tan Dele Siang Sheng/Biong Bio di Babagan
  • Makam adipati-adipati Lasem
  • Makam Raden Panji Margono, panglima Perang Kuning antara rakyat Lasem (Tionghoa+Pribumi) melawan VOC
  • Benteng VOC di Bukit Gebang, Warugunung
  • Bangunan Kabupaten Lasem di dukuh Tulis, Selopuro

Peninggalan Bergerak:

  • Kitab Suluk pada masa Sunan Bonang
  • Serat Sabda Badra Santi oleh Adipati Tejakusuma I dan Tejakusuma IV, kemudian digubah kembali oleh R. Panji Kamzah 1825 dan R. Panji Karsono 1920.
  • Alat musik Bonang/Bende lengkap dengan pemukulnya di Kompleks Petilasan Sunan Bonang
  • Seni pagelaran wayang Krucil dan wayang Potehi

Referensi

  • Unjiya, M.Akrom (2008). Lasem Negeri Dampoawang Sejarah yang Terlupakan. Yogyakarta: Eja Publisher.
  • Proyek Penelitian Purbakala: Pertemuan Arkeologi III Ciloto 1983. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.
  • Groeneveldt, W.P., Notes on Malay Archipelago and Malacca, Compilet from Chinese Source.
  • Kabupaten Rembang dalam Angka Tahun 2005
  • Data Dekdikbud Rembang
  • Pratiwo (1990). The Historikal Reading of Lasem. Leuven: Katholika Uneversieit Leuven.

Pranala luar

  • Bappeda Kabupaten Rembang
  • Artikel tentang Lasem Diarsipkan 2011-10-22 di Wayback Machine.
  • Blog Tionghoa Muslim - Sejarah di Kota Lasem
  • Batik Lasem, Coretan Indah Yang Hampir Punah.
  • Gilang Surya Blog

Lihat pula

  • Kabupaten Rembang
  • Kekuwuan Lasem
  • Kerajaan Lasem
  • Panji Margono
  • Sunan Bonang
  • Santibadra
  • Batik Lasem
  • Chen Huang Er Xian Sheng
  • Kopi lelet
  • Dorokandang
6. Kantor Camat Pamotan 111.48839859 -6.75711774 PAMOTAN PAMOTAN Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa

Pamotan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia.

Pusat pemerintahan kecamatan Pamotan terletak di desa Pamotan yang terletak persis di pertigaan yang menghubungkan kecamatan Rembang (ke arah barat), kecamatan Lasem (ke arah utara) dan kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban, Jawa Timur (ke arah tenggara).

Kecamatan yang terletak di antara Pegunungan Kapur Utara di sebelah selatan dan Gunung Lasem di sebelah utara ini merupakan salah satu kota kecamatan yang teramai dan termaju di kabupaten Rembang setelah kecamatan Rembang, kecamatan Lasem dan Kecamatan Kragan

Geografi

Kecamatan ini berjarak lebih kurang 22 km ke arah timur dari ibu kota kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:

  • Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Pancur
  • Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Sedan
  • Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Gunem
  • Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Rembang.

Kecamatan Pamotan mempunyai luas wilayah sebesar 8.156 ha.

Desa/kelurahan

Kecamatan Pamotan terdiri atas 23 desa yang terbagi ke dalam 75 Rukun Warga (RW) dan 250 Rukun Tetangga (RT).

Adapun desa-desa tersebut adalah:

  1. Bamban
  2. Bangunrejo
  3. Gambiran
  4. Gegersimo
  5. Japerejo
  6. Joho
  7. Kepohagung
  8. Ketangi
  9. Megal
  10. Mlagen
  11. Mlawat
  12. Ngemplakrejo
  13. Pamotan
  14. Pragen
  15. Ringin
  16. Samaran
  17. Segoromulyo
  18. Sendangagung
  19. Sumbangrejo
  20. Sumberjo
  21. Sidorejo
  22. Tempaling
  23. Tulung

Demografi

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Rembang adalah 591.617 orang yang terdiri atas 295.244 laki‐laki dan 296.373 perempuan. Adapun jumlah penduduk Pamotan yaitu laki-laki sejumlah 21.946 orang dan jumlah penduduk perempuan sejumlah 22.014 orang. Jumlah penduduk masyarakat pamotan keseluruhan yaitu 43.960 orang.

Adapun Laju pertumbuhan penduduk Pamotan mencapai 0, 19 %. Pada saat yang sama, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Rembang per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000‐2010 sebesar 0,49 persen. Adapun jumlah rumah tangga masyarakat Pamotan mencapai 12.036 buah dan jumlah hunia tempat tinggal sebanyak 12.291 buah.

Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan formal yang ada di Pamotan yaitu 1. SMA Negeri 1 Pamotan. sedangkan lembaga pendidikan swasta setingkat SMA yang ada yaitu 1. MA Darul Huda Mlagen 2. SMK NU Lembaga pendidikan formal setingkat SMP Negeri ada 4 yaitu 1. SMP Negeri 1 Pamotan 2. SMP Negeri 2 Pamotan 3. SMP Negeri 3 Pamotan 4. MTs Negeri Pamotan Sedangkan SMP Swasta yang ada yaitu SMP muhammadiah.

Referensi

  • BPS. 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010 Kabupaten Rembang. Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang

Lihat pula

  • Kabupaten Rembang
7. Kantor Camat Pancur 111.469537 -6.722109 PANCUR WUWUR Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa

Pancur adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia.

Desa

  • Banyuurip
  • Criwik
  • Doropayung
  • Gemblengmulyo
  • Jepeledok
  • Jeruk
  • Johogunung
  • Kalitengah
  • Kedung
  • Keraskepoh
  • Langkir
  • Ngroto
  • Ngulangan
  • Pancur
  • Pandan
  • Pohlandak
  • Punggurharjo
  • Sidowayah
  • Sumberagung
  • Trenggulunan
  • Tuyuhan
  • Warugunung
  • Wuwur
8. Kantor Camat Rembang 111.3470119 -6.7196117 REMBANG SIDOWAYAH Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa
Pemandangan jalan dengan losmen di Rembang (1900-1940)

Rembang adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan ibukota dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia.

Geografi

Kecamatan ini merupakan pusat ibu kota Kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:

Utara Laut Jawa
Timur Kecamatan Lasem
Selatan Kecamatan Sulang
Barat Kecamatan Kaliori

Kecamatan Rembang mempunyai luas wilayah sebesar 60,64 Km2/ 6064,04 Ha.

Desa/kelurahan

Kecamatan Rembang terdiri atas 34 wilayah administrasi Desa/ Kelurahan yaitu 27 desa dan 7 kelurahan yang terbagi ke dalam 124 Rukun Warga (RW) dan 507 Rukun Tetangga (RT) pasca pemekaran kelurahan dan desa tahun 1967 sampai 1991, serta setelah pemekaran dengan kecamatan Pulau Kapur pada tahun 1980 an awal dan kecamatan Jatibaru Anom pada tahun 2000 an awal.

Memiliki 12 Wilayah Pesisir (Gegunung Kulon, Gegunung Wetan, Kabongan Lor, Pacar, Pandean, Pasarbanggi, Punjulharjo, Sukoharjo, Tanjungsari, Tasikagung, Tireman, Tritunggal)

Dengan Total Garis pantai sepanjang (19,16 Km) - Inventarisasi Wilayah Pesisir 2018

Daya Tarik Pariwisata di Kecamatan Rembang

  1. Desa Wisata Tasik Agung (Klenteng Tjoe Hwie Kiong)
  2. Taman KBT
  3. Dermaga Rembang
  4. Taman Kartini
  5. Alun Alun Taman Rembang
  6. Museum Kamar Pengabdian RA Kartini
  7. Masjid Agung Rembang & Komplek makam Adipati I Rembang (Pangeran sedolaut)
  8. Taman Borotugel
  9. Pantai Karangjahe
  10. Pantai Pandean
  11. Pantai Nyamplung
  12. Pantai Pasarbanggi
  13. Wisata Bahari Dampo Beach
  14. Wisata Mangrove Desa Tireman
  15. Kawasan konservasi hutan mangrove (Pasarbanggi)-Jembatan Merah
  16. Pelabuhan Perikanan pantai TPI Tasikagung
  17. Embung Rowo Setro
  18. Wisata omah asem
  19. De kampoeng Rembang

Adapun desa dan kelurahan tersebut adalah:

  • Kabongan Kidul
  • Kabongan Lor (pemekaran Kelurahan Kabongan pada tahun 1967/1968 menjadi Desa Kabongan Lor, Desa Kabongan Kidul)
  • Kasreman
  • Kedungrejo
  • Ketanggi
  • Kumendung
  • Kutoharjo
  • Leteh
  • Magersari
  • Mondoteko
  • Ngadem
  • Ngotet
  • Pacar
  • Padaran
  • Pandean
  • Pulo
  • Punjulharjo
  • Sawahan
  • Sidowayah
  • Sridadi
  • Sukoharjo
  • Sumberjo
  • Tanjungsari
  • Tasikagung
  • Tireman
  • Tlogomojo
  • Tritunggal
  • Turusgede
  • Waru
  • Weton
  • Pasarbanggi
9. Kantor Camat Sale 111.602914 -6.864897 SALE SALE Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa -

Sale adalah sebuah kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban Jawa Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Blora Jawa Tengah. Sale merupakan kawasan hutan jati yang luas dan bisa diandalkan. selain itu banyak potensi desa sale yang saat ini terus berkembang menuju sebuah desa mandiri. salah satunya yang sedang berkembang komunitas pemelihara burung lomba. Saking terkenalnya desa ini bahkan menjadi jujukan para penghobi burung yang menginginkan burung peliharaan yang berkwalitas. Mulai penghobi burung dari Jakarta, Bogor, Bojonegoro, Tuban dan Semarang. Komunitas penghoby burung berkicau ini semakin berkembang setelah tiap bulan sekali digelar lomba burung berkicau.

Di desa ini pula muncul tradisi unik dalam minum kopi bersama di sebuah warung pasalnya di tempat tersebut akan muncul ide bersama untuk mewujudkan karya atau bergotong royong. selain itu di warung kopi juga muncul tradisi melukis dengan ampas kopi atau lethek di atas sebatang rokok. Rata-rata karya lukisan para peminum kopi ini bertema batik dengan corak pepohonan serta burung.

Kecamatan Sale memiliki tempat wisata andalan hutan wisata sumber Semen. Semen memiliki sumber air yang menjadi beberapa sungai, keseluruhannya mengalir ke Jawa Timur. Sebagian air dari sumber Semen, melalui pipa, dikirim ke kota Rembang, sebagai pemasok air minum. Sayangnya pemerintah Rembang tak memiliki itikad baik setelah desa Sale menyumbang air bersih bagi kota rembang. Semestinya Pemerintah Kabupaten memberikan prioritas dalam soal pembangunan fasilitas umum lainya sebagai kompensasi pengambilan air bersih. Padahal persoalan tersebut sudah sering disampaikan ke Pemerintah Daerah agar memberikan kompensasi terhadap pengambilan dan pemanfaat air bersih dari desa Sale. Dan anehnya pipa untuk saluran air bersih tersebut tidak mengalir ke desa-desa kecamatan Sale, pipa air bersih tersebut hanya di peruntukkan daerah rembang.

Pengaturan air untuk kepentingan pertanian sejak zaman Belanda teratur rapi, sehingga sampai sekarang sawah antara desa Tahunan sampai desa Sale dapat ditanami padi 3 kali setahun. Mata pencaharian utama dari masyarakatnya adalah bertani. Di Kecamatan Sale terdapat hutan jati, di bawah pengelolaan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kebonharjo. Di Desa Tahunan terdapat penambangan batu oleh PT SAF (Sinar Asia Furtuna), yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Namun sayangnya penambangan batu tersebut kadang mengabaikan lingkungan hidup, bahkan sejak tahun 2007 lalu satu bukit sudah ludes ditambang.

Kecamatan Sale terdiri atas 15 desa: Tahunan, Gading, Jinanten, Mrayun, Joho, Wonokerto, Ngajaran, Sale, Bancang, Tengger, Sumbermulyo, Bitingan, Ukir, Pakis, Rendeng.

Pranala luar

10. Kantor Camat Sarang 111.656143 -6.724943 SARANG KALIPANG Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa -

Sarang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia.

Batas wilayah

Adapun batas-batas kecamatan Sarang adalah sebagai berikut:

  • Sebelah utara: Laut Jawa
  • Sebelah timur: Kecamatan Bancar (kabupaten Tuban)
  • Sebelah barat: Kecamatan Kragan dan Kecamatan Sedan
  • Sebelah selatan: Kecamatan Sale dan Kecamatan Sedan

Desa

  1. Karangmangu
  2. Kalipang
  3. Nglojo
  4. Lodan Wetan
  5. Lodan Kulon
  6. Tawangrejo
  7. Temperak
  8. Sampung
  9. Pelang
  10. Sendangmulyo
  11. Sarangmeduro
  12. Gunungmulyo
  13. Sumbermulyo
  14. Gonggang
  15. Bajingmeduro
  16. Bajingjowo
  17. Dadapmulyo
  18. Bonjor
  19. Babaktulung
  20. Banowan
  21. Baturno
  22. Gilis
  23. Jambangan
11. Kantor Camat Sedan 111.563171 -6.773511 SEDAN SEDAN Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa Pemimpin

Sedan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia.

Desa

  • Bogorejo
  • Candimulyo
  • Dadapan
  • Gandirojo
  • Gesikan
  • Jambeyan
  • Karangasem
  • Karas
  • Kedungringin
  • Kenongo
  • Kumbo
  • Lemahputih
  • Menoro
  • Mojosari
  • Ngulahan
  • Pacing
  • Sambiroto
  • Sambong
  • Sedan
  • Sidomulyo
  • Sidorejo
12. Kantor Camat Sluke 111.4982819 -6.6337143 SLUKE SLUKE Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa -

Sluke adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia.

Desa

  1. Jatisari
  2. Leran
  3. Langgar
  4. Jurangjero
  5. Trahan
  6. Sluke
  7. Labuhan Kidul
  8. Manggar
  9. Pangkalan
  10. Rakitan
  11. Sanetan
  12. Sendangmulyo
  13. Blimbing
  14. Bendo
13. Kantor Camat Sulang 111.3804733 -6.8073003 SULANG JATIMUDO Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa -

Sulang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Wilayah geografi kecamatan Sulang di utara berbatasan dengan kecamatan Rembang, di selatan berbatasan dengan kecamatan Bulu, di barat dengan kecamatan Sumber, dan di timur berbatasan dengan kecamatan Pamotan. Mata pencaharian penduduk mayoritas adalah bertani. Desa Sulang terbagi menjadi 7 Rukun Warga (RW).

Desa

  1. Kerep
  2. Karangharjo
  3. Kaliombo
  4. Landoh
  5. Korowelang
  6. Kemadu
  7. Kunir
  8. Pomahan
  9. Tanjung
  10. Rukem
  11. Seren
  12. Pranti
  13. Pragu
  14. Sulang
  15. Sudo
  16. Pedak
  17. jatimudo
  18. glebeg
  19. bogorame
  20. karangsari
  21. kebonagung
14. Kantor Camat Sumber 111.2564781 -6.79757297 SUMBER SUMBER Buatan Kantor Camat Kantor Kecamatan Jawa -

Sumber adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia.

Desa

  1. Bogorejo
  2. Grawan
  3. Jadi
  4. Jatihadi
  5. Kedungasem
  6. Kedungtulup
  7. Krikilan
  8. Logede
  9. Logung
  10. Megulung
  11. Pelemsari
  12. Polbayem
  13. Randuagung
  14. Ronggomulyo
  15. Sekarsari
  16. Sukorejo
  17. Sumber
  18. Tlogotunggal
15. Testing Kominfo 1111 22222 REMBANG GEDANGAN Alami Kantor Bupati 12121 121212 2121 21212 121212
16. Kantor Kecamatan sluke 111.31353921171831 -6.719846889135324 SLUKE SLUKE Buatan Lain-Lain - Bahasa Indonesia
17. Kantor Kecamatan LASEM SODITAN Buatan Kantor Camat - -
18. KANTOR KECAMATAN KALIORI 111.24542620498613 -6.703509635561436 KALIORI TAMBAKAGUNG Buatan Kantor Camat - JAWA - -
19. Kecamatan 111.40748389265815 -6.860142593045203 BULU BULU Buatan Kantor Camat - Indonesia - -
20. KANTOR KECAMATAN 111.38058522073386 -6.807285651861283 SULANG SULANG Buatan Kantor Camat KANTOR KECAMATAN SULANG INDONESIA
21. KANTOR KECAMATAN SALE 111.6029023362227 -6.864965272860608 SALE SALE Buatan Kantor Camat JL. RAYA BLORA Jawa Asale Kecamatan Sale mengambil nama dari Desa Sale tempat ibu kota kecamatan dan tempat Kantor Kecamatan Sale berdiri. Kata Sale menurut orang-rang tua setempat berasal dari kata "Asale" (Jawa) = "Asalnya" (terj). Konon dulu jika ada orang yang sakit jika dibawa / diperiksakan di Sale maka akan kembali ke "asale" (asalnya/sehat/sembuh). Sebelumnya Kantor Kecamatan Sale berada di lokasi Kantor Desa Sale yang sekarang, di Jl. Jatirogo Desa Sale . Kemudian dipindahkan ke lokasi yang baru di Jl. Raya Blora Desa Sale agak ke Selatan setelah Lapangan Bola Sale.