NO. | NAMA OBJEK | KOORDINAT | KECAMATAN | DESA | UNSUR | LOKAL | KETERANGAN | KET II/BAHASA | KET III/ARTI NAMA | KET IV/SEJARAH | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
LATITUDE | LONGITUDE | ||||||||||||||||||
1. | Kantor Camat Bulu | 111.40752 | -6.860079 | BULU | BULU | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa | - |
Bulu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Bulu terkenal dengan makam Ibu Kartini tepatnya di desa Mantingan. Terdapat tempat wisata yang terkenal yaitu pemandian/kolam renang. GeografiKecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di ujung selatan kabupaten Rembang, berjarak lebih kurang 18 km ke arah selatan dari ibu kota kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:
Kecamatan Bulu mempunyai luas wilayah sebesar 10.240 ha. Dengan luas ini, menjadikan kecamatan Bulu sebagai kecamatan dengan wilayah terluas kedua di kabupaten Rembang setelah kecamatan Sale. Desa/kelurahanKecamatan Bulu terdiri atas 16 desa yang terbagi ke dalam 48 Rukun Warga (RW) dan 168 Rukun Tetangga (RT). Dengan jumlah desa ini menjadikan kecamatan Bulu bersama dengan kecamatan Gunem menjadi kecamatan di Kabupaten Rembang dengan jumlah desa tersedikit ketiga setelah kecamatan Sluke (14 desa) dan kecamatan Sale (15 desa). Adapun desa-desa tersebut adalah:
DemografiJumlah penduduk kecamatan Bulu sejumlah 26.228 (tahun 2006). Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yang mengerjakan lahan pertanian tadah hujan. Dibidang kesehatan, warga kecamatan Bulu dilayani oleh sebuah Puskesmas dan 5 Puskesmas Pembantu. Dibidang pendidikan, di kecamatan Bulu terdapat:
Referensi
Pranala luar
Lihat pula
|
||||||||
2. | Kantor Camat Gunem | 111.463656 | -6.804572 | GUNEM | GUNEM | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa | - |
Gunem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. GeografiKecamatan Gunem terletak di ujung selatan Kabupaten Rembang, di lereng pegunungan Kapur Utara dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Luas wilayah kecamatan Gunem adalah 80,2 km². 28 km² di antaranya merupakan hutan yang dikelola oleh Perhutani. Desa/kelurahanKecamatan Gunem terdiri atas 16 desa yang terbagi ke dalam 32 Rukun Warga (RW) dan 164 Rukun Tetangga (RT). Dengan jumlah desa ini menjadikan kecamatan Bulu bersama dengan kecamatan Bulu menjadi kecamatan di Kabupaten Rembang dengan jumlah desa tersedikit ketiga setelah kecamatan Sluke (14 desa) dan kecamatan Sale (15 desa). Adapun desa-desa tersebut adalah:
DemografiJumlah penduduk kecamatan GUNEM sejumlah 23.290 jiwa (tahun 2006). Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani yang mengerjakan lahan pertanian tadah hujan. PariwisataKecamatan Gunem memiliki beberapa objek pariwisata yang belum dikelola dengan maksimal. Objek wisata tersebuta antara lain:
PendidikanKecamatan Gunem memiliki lembaga pendidikan sebagai berikut:
Referensi
Pranala luar
Lihat pula
|
||||||||
3. | Kantor Camat Kaliori | 111.24542305 | -6.70360527 | KALIORI | TAMBAKAGUNG | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa |
Kaliori adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. GeografiKecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di ujung barat kabupaten Rembang, berjarak lebih kurang 12 km ke arah barat dari ibukota kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:
Kecamatan Kaliori mempunyai luas wilayah sebesar 6.150 ha. 771,44 ha diantaranya diperuntukkan penggunannya sebagai tambak. PemerintahanDesa/kelurahanKecamatan Kaliori terdiri atas 23 desa yang terbagi ke dalam 70 Rukun Warga (RW) dan 255 Rukun Tetangga (RT). Dengan jumlah desa ini menjadikan kecamatan Kaliori bersama dengan kecamatan Sarang, kecamatan Pamotan dan kecamatan Pancur menjadi kecamatan di Kabupaten Rembang dengan jumlah desa terbanyak ketiga setelah kecamatan Rembang (27 desa dan 7 kelurahan) dan kecamatan Kragan (27 desa). Adapun desa-desa tersebut adalah:
Enam desa diantaranya berbatasan langsung dengan laut Jawa. Enam desa tersebut adalah; Banyudowo, Bogoharjo, Pantiharjo, Purworejo, Tasikharjo dan Tunggulsari. Pemekaran kecamatanSaat ini, sejak tahun 1980 telah menghasilkan 2 kecamatan baru, yakni:
Fasilitas
DemografiJunmlah penduduk kecamatan Kaliori sejumlah 38.678 jiwa (tahun 2006) yang terbagi dalam 10.373 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani, nelayan dan petani tambak. Komoditas yang banyak di kembangkan di wilayah kecamatan Kaliori meliputi: padi, palawija, melon, semangka, lombok dan bawang merah (pertanian) dan garam, bandeng dan udang windu (pertambakan). Di bidang pendidikan, di kecamatan Kaliori terdapat:
Di bidang keagamaan, di kecamatan Kaliori terdapat 41 masjid, 160 musala dan 1 gereja Kristen Referensi
Pranala luar
|
|||||||||
4. | Kantor Camat Kragan | 111.612202 | -6.689067 | KRAGAN | TEGALMULYO | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa |
Kragan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Merupakan Kecamatan dengan jumlah desa terbesar setelah Kecamatan Rembang. Kecamatan Kragan beribukota di Desa Tegal Mulyo.[1] SejarahPada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kecamatan Kragan merupakan Kawedanan yang berpusat di Desa Kragan. Kawedanan Kragan meliputi Kecamatan Kragan, Kecamatan Sedan, dan Kecamatan Sarang. Kantor Dinas Wedana Kragan terletak tepat di pinggir jalan pantura Kragan samping pegadaian yang kini berubah menjadi Pasar Kragan. Adapun letak Pasar Kragan sebelumnya berada di selatan Masjid Besar Al-ishlah Kragan. Beberapa catatan tentang Kawedanan Kragan antara lain terdapat dalam buku berjudul "Perjalanan Panjang Anak Bumi" hal. 206, disitu disebutkan Wedana Kragan bernama Raden Mas Soemitro, anak dari Bupati Jepara Koesoemo Oetoyo,[2] tahun 1900-an . Ketika perang dunia kedua meletus, Tentara Jepang menginvasi Pulau Jawa dengan mendarat di Kragan, Indramayu, dan Banten.[3][4] Berdasarkan catatan pihak Belanda, Angkatan Laut Jepang ke-16, divisi infanteri ke-48 mendarat di Kragan tanggal 1 Maret 1942,[5] dengan total pasukan 24.000 personil.[6] Mayoritas diarahkan untuk mengusasi Jawa timur.[7] Sisanya 4000 tentara diarahkan untuk merebut Kota Cilacap, Kota pelabuhan terbesar di selatan Jawa.[8] Berdasarkan penuturan lisan, 1 Maret 1942 dini hari terdengar dentuman-dentuman meriam di Laut Jawa, sorot lampu sokle berseliweran di langit malam. Pagi harinya tentara Jepang menduduki kantor dinas Wedana Kragan, pasukan berkudanya ditempatkan di Pasar Sapi Kragan. Beberapa peninggalan Jepang di Kragan antara lain pemakaman tentara di Dukuh Kamboja Desa Kragan, dan Dukuh Buyuk Desa Tegal Mulyo yang kini berubah menjadi perumahan. GeografiKecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di pesisir pantai laut Jawa di kabupaten Rembang, berjarak lebih kurang 39 km ke arah timur dari ibu kota kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:
Kecamatan Kragan mempunyai luas wilayah yang memanjang dari utara laut Jawa hingga ke selatan gunung Lasem. Wilayahnya seluas 6.166 ha. Desa/kelurahanKecamatan Kragan terdiri atas 27 desa yang terbagi ke dalam 86 Rukun Warga (RW) dan 278 Rukun Tetangga (RT). Dengan jumlah desa ini menjadikan kecamatan Kragan menjadi kecamatan di Kabupaten Rembang dengan jumlah desa terbanyak kedua setelah kecamatan Rembang (27 desa dan 7 kelurahan). Adapun desa-desa tersebut adalah:
Dua desa diantaranya berada di lereng gunung Lasem yaitu desa Watupecah dan Tanjungsari sedangkan 13 desa diantaranya merupakan desa pesisir yang berbatasan langsung dengan laut Jawa. Tiga belas desa tersebut adalah; Sumbersari, Sumur tawang, Pandangankulon, Pandanganwetan, Plawangan, Balongmulyo, Tegalmulyo, Kragan, Karangharjo, Karanglincak, Karanganyar, Kabloran dan Tanjungan. DemografiJumlah penduduk kecamatan Kragan sejumlah 58.382 jiwa (tahun 2006). 29.168 jiwa diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 29.214 perempuan. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani dan nelayan. Dibidang pendidikan, di kecamatan Kragan terdapat:
Dibidang keagamaan, di kecamatan Kragan terdapat 39 masjid, 306 musala dan 1 gereja Kristen, 1 Gereja Katholik dan 1 wihara. Referensi
Lihat pula
Pranala luar
|
|||||||||
5. | Kantor Camat Lasem | 111.4518553 | -6.69232698 | LASEM | NGEMPLAK | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa |
Lasem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Rembang setelah kota Rembang. Lasem dikenal juga sebagai "Tiongkok kecil" (atau "Little Chinatown") karena merupakan kota awal pendaratan orang Tiongkok di tanah Jawa dan terdapat perkampungan Tionghoa yang sangat banyak tersebar di kota Lasem. Di Lasem juga terdapat patung Buddha Berbaring yang berlapis emas. Selain itu Lasem juga dikenal sebagai kota santri, kota pelajar dan salah satu daerah penghasil buah jambu dan mangga selain hasil dari laut seperti garam dan terasi. Batik Lasem sangat terkenal karena cirinya sebagai batik pesisir yang indah dengan pewarnaan yang berani. GeografiKecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di pesisir pantai laut Jawa di kabupaten Rembang, berjarak lebih kurang 12 km ke arah timur dari ibu kota kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:
Kecamatan Lasem mempunyai luas wilayah mulai dari pesisir laut Jawa hingga ke selatan. Di sebelah timur terdapat gunung Lasem. Wilayahnya seluas 4.504 ha. 505 ha diperuntukkan sebagai pemukiman, 281 ha sebagai lahan tambak, 624 ha sebagai hutan milik negara. Letaknya yang dilewati oleh jalur pantura, menjadikan kota ini sebagai tempat yang strategis dalam bidang perdagangan dan jasa. PemerintahanSekarang ini, Lasem hanya berbentuk Kecamatan. Kantor Kecamatan terletak di Jalan Sunan Bonang Km.01 atau Jalan Lasem-Tuban. Kecamatan Lasem terdiri atas 20 desa yang terbagi ke dalam 84 Rukun Warga (RW) dan 219 Rukun Tetangga (RT), dengan ibu kota kecamatan (gedung kecamatan) terletak di desa Soditan. Adapun desa-desa tersebut adalah:
Empat desa di antaranya berada di lereng gunung Lasem yaitu desa Gowak, Kajar, Sengangcoyo dan Ngargomulyo sedangkan 5 desa di antaranya merupakan desa pesisir yang berbatasan langsung dengan laut Jawa. Lima desa tersebut adalah: Bonang, Dasun, Binangun, Gedongmulyo dan Tasiksono. Dan 8 desa masuk dalam kawasan kota Lasem, yaitu: Dorokandang, Karangturi, Soditan, Gedongmulyo, Ngemplak, Babagan, Jolotundo dan Sumbergirang. DemografiJumlah penduduk kecamatan Lasem sejumlah 47.868 jiwa (tahun 2005). 23.846 jiwa di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 24.022 perempuan. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani, pedagang dan nelayan. Di bidang pendidikan, di kecamatan Lasem terdapat:
Di bidang keagamaan, di kecamatan Lasem terdapat 31 masjid, 130 musala dan 11 gereja Protestan, 12 gereja Katolik, 3 klenteng dan 3 wihara (1 wihara tak berpemeluk). Etnis yang tersebar di Lasem adalah suku Jawa, suku Tionghoa, keturunan Campa dan perpaduan etnis-etnis tersebut yang melahirkan etnis Lasem. Selain itu juga ada etnis lain sebagai pendatang di kota Lasem seperti orang Sunda, Batak, dll. Julukan KotaSebagai sebuah kota yang unik dan menjadi perhatian bagi para peneliti baik dalam negeri maupun luar negeri, Lasem mempunyai predikat atau julukan yang tidak sedikit. Lasem Kota SantriSejak dahulu kota kecamatan ini terkenal sebagai Kota Santri. Peninggalan pesantren-pesantren tua di kota ini dapat kita rekam jejaknya hingga sekarang. Banyak ulama-ulama karismatik yg wafat di kota yg terkenal dgn suhu udara yg panas ini. Sebut saja Sayid Abdurrahman Basyaiban (Mbah Sambu) yang kini namanya dijadikan jalan raya yg menghubungkan Lasem-Bojonegoro, KH. Baidhowi, KH. Khalil, KH. Maksum, KH. Masduki dll. Sebagian makam tokoh masyarakat Lasem ini dapat Anda jumpai di utara Masjid Jami' Lasem. Maka tidak berlebihan jika Lasem berjuluk sebagai kota santri, mengingat banyaknya ulama, Pondok Pesantren dan jumlah santri yang belajar agama islam di kota ini. Pondok Pesantren tersebut antara lain:
Lasem Kota IlmuBanyaknya Pondok Pesantren berimbas pada bidang pendidikan umum. Tercatat banyak Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di kota ini. Sekolah-sekolah itu antara lain:
Sekolah-sekolah di Lasem tak kalah saing dengan sekolah-sekolah yang mendapat perhatian lebih dari pemkab seperti sekolah-sekolah di Rembang. Prestasi sekolah-sekolah di Lasem pun kerap kali mengharumkan nama 'Lasem' bahkan sampai ke jenjang Nasional bahkan Internasional. Selain itu, satu-satunya SMA Negeri di Lasem (SMA N 1 Lasem) mendapatkan predikat sebagai SMA Budaya dan SMA Pionir Nasionalisme, sekaligus sebagai SMA Budaya dengan sering ditampilkannya grup Wayang Wong SMA N 1 Lasem pimpinan Bpk.H.Karnoto di beberapa event baik di dalam maupun luar kota. Selain sekolah dasar dan menengah, di Lasem juga terdapat cabang Universitas Terbuka (UT) yang membuka kelas di Gedung Pondok Pesantren Kauman Lasem. Pada masa Kerajaan, di Lasem terdapat beberapa tempat pertapaan yang menghasilkan para biksu maupun pendeta Hindu, di antaranya adalah
Lasem Kota Tiongkok KecilSalah satu tempat berkembangnya para imigran dari Tiongkok terbesar di Pulau Jawa abad ke-14 sampai 15 adalah Lasem (啦森 Hokkien: Lao Sam, Mandarin: La Sen) selain di Sampotoalang (Semarang) dan Ujung Galuh (Surabaya). Datangnya armada besar Laksamana Cheng Ho ke Jawa sebagai duta politik Kaisar Tiongkok masa Dinasti Ming yang ingin membina hubungan bilateral dengan Majapahit terutama dalam bidang kebudayaan dan perdagangan negeri tersebut, mereka memperoleh legitimasi untuk melakukan aktivitas perniagaannya dan kemudian banyak yang tinggal dan menetap di daerah pesisir utara Pulau Jawa. Bahkan menurut N.J. Krom, perkampungan Tionghoa di masa Kerajaan Majapahit telah ada sejak 1294-1527 M. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya bangunan-bangunan tua seperti permukiman Pecinan dengan bangunan khas Tiongkoknya dan kelenteng tua yang berada tak jauh dari jalur lalu lintas perdagangan di sepanjang aliran Sungai Babagan Lasem (kala itu disebut Sungai Paturen) yang pada waktu itu sebagai akses utama penghubung antara laut dan darat, juga penguasaan tempat-tempat perekonomian yang strategis oleh mereka di kemudian waktu, seperti yang dapat dilihat pada pusat-pusat pertokoan di sepanjang jalan raya kota sekarang ini. Lasem Kota BatikDalam beberapa literatur tentang batik juga yang terdapat di museum batik nasional, batik Lasem disebutkan sebagai salah satu varian klasik atau biasa disebut pakem dangan pola dan corak yang punya kekhasan tersendiri, yaitu paduan warna yang berani dan mencolok dengan motif-motif yang beraneka macam dan khas tetapi tetap indah serta elegan. Batik tersebut populer dengan sebutan batik tulis kendoro kendiri atau batik Pesisiran Laseman, di mana batik ini berbeda dengan batik Jogja atau Solo yang sangat baku pada pakem keraton yang motifnya eksklusif dan khusus bagi golongan ningrat saja. Batik Laseman sangat liat bercirikan egalitarian, yang mana batik ini lebih terbuka atau umum penggunaannya bagi segala kalangan atau lapisan masyarakat berikut macam etnisnya. Konon perkembangan Batik Laseman ini dipengaruhi oleh unsur-unsur seni dan budaya negeri seberang, yaitu Tiongkok dan Campa. Banyaknya orang-orang Tiongkok dan Campa yang menetap di Lasem dan membaur dengan penduduk lokal lambat laun melahirkan akulturasi kebudayaan yang positif dan kaya, salah satunya adalah seni batik itu sendiri. Batik Laseman sendiri pernah mengalami kejayaan dalam produksi dan pemasarannya. Kini Batik Laseman bisa kita temukan di sudut-sudut kota Lasem bahkan di daerah sekitar Lasem. Lasem Kota PusakaAkhir-akhir ini digembor-gemborkan tentang impian Lasem sebagai Kota Pusaka (Heritage City) karena banyak ditemukannya situs pusaka (heritage site) dan budaya khas yang sejak dulu melekat pada kota Lasem. Pusaka (Heritage/Warisan/Sesuatu yang berharga dan harus dijaga) itu sendiri dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu Pusaka Alam (Natural Heritage), Pusaka Budaya (Cultural Heritage) dan Pusaka Saujana (Cultural-Landscape Heritage) yang ketiga-tiganya ini Lasem memiliki potensi di tiga bidang pusaka ini. Dengan semakin banyaknya situs prasejarah maupun sejarah di kota Lasem dan semakin mirisnya kondisi kota ini, diharapkan dengan gerakan Pusaka Lasem ini dapat menjadikan Lasem bangkit kembali dan berpredikat sebagai Kota Pusaka 'Dunia'. Potensi Pusaka Alam: Hamparan Pantai di Lasem, Pegunungan Lasem, Hutan di Lasem, dll. Potensi Pusaka Budaya: Seni Laesan, Seni Kuda Lumping, Seni Barongsai dan Liong, Seni Wayang, Seni Wayang Wong, Seni Tari, Kehidupan Masyarakat Lasem, Batik Lasem, Tambak Garam, Industri Terasi dan Ikan Asin, Peninggalan hasil kebudayaan, dll. Potensi Pusaka Saujana: Hamparan Tambak Garam dengan latar Pegunungan Lasem saat kita ke Lasem arah dari Rembang, Hamparan Kapal di Pelabungan Binangun dengan latar Laut/Pantai Lasem saat kita ke Lasem arah dari Tuban, hamparan Perkampungan di Pedesaan dengan latar kota Lasem dan Perbukitan Barat Pegunungan Lasem saat kita di perkampungan Pegunungan Lasem, dll. BudayaSecara historis, budaya di Lasem merupakan perpaduan budaya dari masyarakat pribumi (Jawa), Tiongkok & Campa (dibawa oleh pasukan Laksamana Cheng Ho), Arab, dan Belanda. Wujud nyata dari perpaduan budaya ini dapat kita temui sampai detik ini pada batik Lasem motif Tiga Negeri maupun Empat Negeri. Masyarakat Lasem banyak yang bekerja di sektor transportasi (truk besar, bus) sehingga menciptakan satu komunitas transportasi yang banyak menghabiskan waktu bekerja di jalan. Ini memunculkan budaya minum kopi di warung, sehingga muncul budaya kopi lelet. DialekDialek masyarakat Lasem yang dikenal adalah sebagai berikut: - em / - nem = mu (bahasa Indonesia). Contoh: Bukuem/Bukunem = Bukumu; Tanganem = Tanganmu; Nggonem/Nggonanem = Punyam; dll (hurup "e" di kata em dibaca seperti kata "e" di kata perahu atau selasa) - leh = toh (bahasa Indonesia). Contoh: Piye leh iki? = Gimana toh ini?; Ndi leh bukune? = Mana toh bukunya?; dll (hurup "e" di kata leh dibaca seperti kata "e" di kata etnis atau polsek) - ape (jw: arep) = akan (bahasa Indonesia). Contoh: Sampeyan ape ning ndi leh? = Kamu mau/akan ke mana toh? (hurup "e" di kata ape dibaca seperti kata "e" di kata tempe atau cafe) - ae (jw: wae) = saja (bahasa Indonesia). Contoh: Sakcingkir ae = satu cangkir saja; Bar ning ndi ae leh? = Habis ke mana saja toh? (hurup "e" di kata ae dibaca seperti kata "e" di kata tempe atau cafe), - ugung/gung (jw: durung) = belum (bahasa Indonesia). Contoh: Aku ugung mangan/Aku gung mangan = Aku belum makan. Kosakata-kosakata: - mendarat = kerja bakti membantu meringankan beban tetangga/orang lain yang punya hajat. - gene = kenapa? - sitok = satu - kartengah = satu setengah (1,5). - jeru' = dalam (ke bawah). - pathak = kulit kepala. - klonengan = bermain gamelan. - loruk = sakit (bukan sakit parah, contohnya: dicubit/tersandung). - kiwan = kamar mandi tradisional (biasanya menggunakan genuk sebagai tempat air). - jedhing = kamar mandi. - ogak = tidak. - matun = menyiangi gulma pada tanaman di sawah/ladang. - ndaut = mengambil benih padi dan memindahkannya ke petak sawah. - peceren = got/saluran air yang airnya kotor. - medhuk = ketela yang isinya sangat lembut (setelah dikukus/direbus/dibakar). - masir = tekstur dalam buah yang agak berbutir dan terkesan ada celah udara. contoh: salake masir/semongkone masir. - trasek = terasi. - taek = tahi. - tuwek = tua. - matek = mati. - bongko = mati (kasar). - isuk = sangat pagi. - surup = petang. - panas ngether = sangat panas (cuaca). - anyep = dingin. - mblojet = lepas baju (bisa jadi disebabkan cuaca panas atau keringat terlalu banyak). - nggliyeng/nggliyur = pusing. - mbarik = tampan. - mandah = semakin. - udan wewe = hujan di siang hari dengan cuaca cerah tidak mendung, biasanya pada sore hari maupun pagi hari. dan masih banyak lagi. Dialek ini menyebar ke daerah-daerah sekitar Lasem yang kalau ditinjau dari segi historis dulu terletak di bekas wilayah Kerajaan Lasem maupun kadipaten Lasem. Dialek semacam itu bisa dijumpai di sekitar Pengunungan Kendeng Utara dari Grobogan, Pati (alaminya yang sebelah selatan), Blora, Rembang, Tuban dan Bojonegoro. Selain di atas, banyak pula kosakata-kosakata dalam dialek Lasem yang merupakan serapan dari bahasa kaum Tionghoa Lasem, seperti Yan O (walet), Yong Swa (dupa), Dao Ke (bos) dll. Bahkan kata "Lasem" sendiri menurut beberapa ahli berasal dari kata "Lao Sam" namun masih diragukan. Seni PertunjukanSeni Pertunjukan yang ada dan berkembang pesat di Lasem antara lain:
Event (Acara)
Seni Rupa
Seni ArsitekturArsitektur bangunan-bangunan yang khas di Kota Lasem, antara lain:
Potensi wisataSebenarnya banyak sekali potensi wisata di Lasem, namun sangat sedikit yang memajukan potensi wisata tersebut. Perlu adanya donatur dan investor yang tidak sedikit demi meningkatkan potensi wisata di kota Lasem.
Potensi wisata ruhani
Masjid Jami Lasem memiliki nilai historis sebagai pusat pengembangan ilmu oleh Syekh Abdurrahman (mbah Sambu). Hingga hari ini, peziarah terbanyak kota Lasem adalah pengunjung kompleks masjid dan makam Mbah Sambu yang selanjutnya akan sowan ke ndalem ulama Lasem sesuai sejarah keilmuan mereka ka
Potensi wisata alam
Potensi wisata batikLasem terkenal sebagai Kota Batik terutama Batik Tulis Laseman. Hampir di setiap desa dijumpai pengrajin batik. Namun pusat-pusat industri batik terletak di
Selain itu juga terdapat di beberapa desa di sekitar Lasem yang terkenal sebagai desa wisata Batik Laseman seperti di
Potensi wisata belanja
Potensi wisata religi
Potensi wisata sejarahBanyak sekali situs-situs sejarah di area bekas Kerajaan Lasem, Kadipaten Lasem, maupun pada masa kedatangan Tiongkok-Campa, VOC di Lasem bahkan situs arkeologi. Hampir semua situs sejarah tersebar di kawasan kota Lasem dan sekitarnya. Peninggalan BersejarahPrasejarah
Pada Masa Kerajaan LasemPeninggalan Benda Bergerak:
Benda-benda tersebut kebanyakan sekarang berada dan diteliti di Dinas Kepurbakalaan Nasional Jakarta. Peninggalan Benda tak Bergerak:
Peninggalan Seni dan Budaya:
Pada Masa Kadipaten LasemPeninggalan Tak Bergerak:
Peninggalan Bergerak:
Referensi
Pranala luar
Lihat pula
|
|||||||||
6. | Kantor Camat Pamotan | 111.48839859 | -6.75711774 | PAMOTAN | PAMOTAN | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa |
Pamotan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Pusat pemerintahan kecamatan Pamotan terletak di desa Pamotan yang terletak persis di pertigaan yang menghubungkan kecamatan Rembang (ke arah barat), kecamatan Lasem (ke arah utara) dan kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban, Jawa Timur (ke arah tenggara). Kecamatan yang terletak di antara Pegunungan Kapur Utara di sebelah selatan dan Gunung Lasem di sebelah utara ini merupakan salah satu kota kecamatan yang teramai dan termaju di kabupaten Rembang setelah kecamatan Rembang, kecamatan Lasem dan Kecamatan Kragan GeografiKecamatan ini berjarak lebih kurang 22 km ke arah timur dari ibu kota kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:
Kecamatan Pamotan mempunyai luas wilayah sebesar 8.156 ha. Desa/kelurahanKecamatan Pamotan terdiri atas 23 desa yang terbagi ke dalam 75 Rukun Warga (RW) dan 250 Rukun Tetangga (RT). Adapun desa-desa tersebut adalah:
DemografiBerdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Rembang adalah 591.617 orang yang terdiri atas 295.244 laki‐laki dan 296.373 perempuan. Adapun jumlah penduduk Pamotan yaitu laki-laki sejumlah 21.946 orang dan jumlah penduduk perempuan sejumlah 22.014 orang. Jumlah penduduk masyarakat pamotan keseluruhan yaitu 43.960 orang. Adapun Laju pertumbuhan penduduk Pamotan mencapai 0, 19 %. Pada saat yang sama, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Rembang per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000‐2010 sebesar 0,49 persen. Adapun jumlah rumah tangga masyarakat Pamotan mencapai 12.036 buah dan jumlah hunia tempat tinggal sebanyak 12.291 buah. Lembaga PendidikanLembaga pendidikan formal yang ada di Pamotan yaitu 1. SMA Negeri 1 Pamotan. sedangkan lembaga pendidikan swasta setingkat SMA yang ada yaitu 1. MA Darul Huda Mlagen 2. SMK NU Lembaga pendidikan formal setingkat SMP Negeri ada 4 yaitu 1. SMP Negeri 1 Pamotan 2. SMP Negeri 2 Pamotan 3. SMP Negeri 3 Pamotan 4. MTs Negeri Pamotan Sedangkan SMP Swasta yang ada yaitu SMP muhammadiah. Referensi
Lihat pula
|
|||||||||
7. | Kantor Camat Pancur | 111.469537 | -6.722109 | PANCUR | WUWUR | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa |
Pancur adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Desa
|
|||||||||
8. | Kantor Camat Rembang | 111.3470119 | -6.7196117 | REMBANG | SIDOWAYAH | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa |
Rembang adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan ibukota dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. GeografiKecamatan ini merupakan pusat ibu kota Kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:
Kecamatan Rembang mempunyai luas wilayah sebesar 60,64 Km2/ 6064,04 Ha. Desa/kelurahanKecamatan Rembang terdiri atas 34 wilayah administrasi Desa/ Kelurahan yaitu 27 desa dan 7 kelurahan yang terbagi ke dalam 124 Rukun Warga (RW) dan 507 Rukun Tetangga (RT) pasca pemekaran kelurahan dan desa tahun 1967 sampai 1991, serta setelah pemekaran dengan kecamatan Pulau Kapur pada tahun 1980 an awal dan kecamatan Jatibaru Anom pada tahun 2000 an awal. Memiliki 12 Wilayah Pesisir (Gegunung Kulon, Gegunung Wetan, Kabongan Lor, Pacar, Pandean, Pasarbanggi, Punjulharjo, Sukoharjo, Tanjungsari, Tasikagung, Tireman, Tritunggal) Dengan Total Garis pantai sepanjang (19,16 Km) - Inventarisasi Wilayah Pesisir 2018 Daya Tarik Pariwisata di Kecamatan Rembang
Adapun desa dan kelurahan tersebut adalah:
|
|||||||||
9. | Kantor Camat Sale | 111.602914 | -6.864897 | SALE | SALE | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa | - |
Sale adalah sebuah kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban Jawa Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Blora Jawa Tengah. Sale merupakan kawasan hutan jati yang luas dan bisa diandalkan. selain itu banyak potensi desa sale yang saat ini terus berkembang menuju sebuah desa mandiri. salah satunya yang sedang berkembang komunitas pemelihara burung lomba. Saking terkenalnya desa ini bahkan menjadi jujukan para penghobi burung yang menginginkan burung peliharaan yang berkwalitas. Mulai penghobi burung dari Jakarta, Bogor, Bojonegoro, Tuban dan Semarang. Komunitas penghoby burung berkicau ini semakin berkembang setelah tiap bulan sekali digelar lomba burung berkicau. Di desa ini pula muncul tradisi unik dalam minum kopi bersama di sebuah warung pasalnya di tempat tersebut akan muncul ide bersama untuk mewujudkan karya atau bergotong royong. selain itu di warung kopi juga muncul tradisi melukis dengan ampas kopi atau lethek di atas sebatang rokok. Rata-rata karya lukisan para peminum kopi ini bertema batik dengan corak pepohonan serta burung. Kecamatan Sale memiliki tempat wisata andalan hutan wisata sumber Semen. Semen memiliki sumber air yang menjadi beberapa sungai, keseluruhannya mengalir ke Jawa Timur. Sebagian air dari sumber Semen, melalui pipa, dikirim ke kota Rembang, sebagai pemasok air minum. Sayangnya pemerintah Rembang tak memiliki itikad baik setelah desa Sale menyumbang air bersih bagi kota rembang. Semestinya Pemerintah Kabupaten memberikan prioritas dalam soal pembangunan fasilitas umum lainya sebagai kompensasi pengambilan air bersih. Padahal persoalan tersebut sudah sering disampaikan ke Pemerintah Daerah agar memberikan kompensasi terhadap pengambilan dan pemanfaat air bersih dari desa Sale. Dan anehnya pipa untuk saluran air bersih tersebut tidak mengalir ke desa-desa kecamatan Sale, pipa air bersih tersebut hanya di peruntukkan daerah rembang. Pengaturan air untuk kepentingan pertanian sejak zaman Belanda teratur rapi, sehingga sampai sekarang sawah antara desa Tahunan sampai desa Sale dapat ditanami padi 3 kali setahun. Mata pencaharian utama dari masyarakatnya adalah bertani. Di Kecamatan Sale terdapat hutan jati, di bawah pengelolaan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kebonharjo. Di Desa Tahunan terdapat penambangan batu oleh PT SAF (Sinar Asia Furtuna), yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Namun sayangnya penambangan batu tersebut kadang mengabaikan lingkungan hidup, bahkan sejak tahun 2007 lalu satu bukit sudah ludes ditambang. Kecamatan Sale terdiri atas 15 desa: Tahunan, Gading, Jinanten, Mrayun, Joho, Wonokerto, Ngajaran, Sale, Bancang, Tengger, Sumbermulyo, Bitingan, Ukir, Pakis, Rendeng. Pranala luar |
||||||||
10. | Kantor Camat Sarang | 111.656143 | -6.724943 | SARANG | KALIPANG | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa | - |
Sarang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Batas wilayahAdapun batas-batas kecamatan Sarang adalah sebagai berikut:
Desa
|
||||||||
11. | Kantor Camat Sedan | 111.563171 | -6.773511 | SEDAN | SEDAN | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa | Pemimpin |
Sedan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Desa
|
||||||||
12. | Kantor Camat Sluke | 111.4982819 | -6.6337143 | SLUKE | SLUKE | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa | - |
Sluke adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Desa
|
||||||||
13. | Kantor Camat Sulang | 111.3804733 | -6.8073003 | SULANG | JATIMUDO | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa | - |
Sulang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Wilayah geografi kecamatan Sulang di utara berbatasan dengan kecamatan Rembang, di selatan berbatasan dengan kecamatan Bulu, di barat dengan kecamatan Sumber, dan di timur berbatasan dengan kecamatan Pamotan. Mata pencaharian penduduk mayoritas adalah bertani. Desa Sulang terbagi menjadi 7 Rukun Warga (RW). Desa
|
||||||||
14. | Kantor Camat Sumber | 111.2564781 | -6.79757297 | SUMBER | SUMBER | Buatan | Kantor Camat | Kantor Kecamatan | Jawa | - |
Sumber adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Desa
|
||||||||
15. | Testing Kominfo 1111 22222 | REMBANG | GEDANGAN | Alami | Kantor Bupati | 12121 121212 | 2121 | 21212 | 121212 | ||||||||||
16. | Kantor Kecamatan sluke | 111.31353921171831 | -6.719846889135324 | SLUKE | SLUKE | Buatan | Lain-Lain | - | Bahasa Indonesia | ||||||||||
17. | Kantor Kecamatan | LASEM | SODITAN | Buatan | Kantor Camat | - | - | ||||||||||||
18. | KANTOR KECAMATAN KALIORI | 111.24542620498613 | -6.703509635561436 | KALIORI | TAMBAKAGUNG | Buatan | Kantor Camat | - | JAWA | - | - | ||||||||
19. | Kecamatan | 111.40748389265815 | -6.860142593045203 | BULU | BULU | Buatan | Kantor Camat | - | Indonesia | - | - | ||||||||
20. | KANTOR KECAMATAN | 111.38058522073386 | -6.807285651861283 | SULANG | SULANG | Buatan | Kantor Camat | KANTOR KECAMATAN SULANG | INDONESIA | ||||||||||
21. | KANTOR KECAMATAN SALE | 111.6029023362227 | -6.864965272860608 | SALE | SALE | Buatan | Kantor Camat | JL. RAYA BLORA | Jawa | Asale | Kecamatan Sale mengambil nama dari Desa Sale tempat ibu kota kecamatan dan tempat Kantor Kecamatan Sale berdiri. Kata Sale menurut orang-rang tua setempat berasal dari kata "Asale" (Jawa) = "Asalnya" (terj). Konon dulu jika ada orang yang sakit jika dibawa / diperiksakan di Sale maka akan kembali ke "asale" (asalnya/sehat/sembuh). Sebelumnya Kantor Kecamatan Sale berada di lokasi Kantor Desa Sale yang sekarang, di Jl. Jatirogo Desa Sale . Kemudian dipindahkan ke lokasi yang baru di Jl. Raya Blora Desa Sale agak ke Selatan setelah Lapangan Bola Sale. |